ULASAN FILM - ZIARAH

 ZIARAH (2017)



Film Ziarah memang rilis tiga tahun silam. Namun baru ada media yang menayangkan secara luas melalui situs resmi pada tahun ini. Mengingat segmen pasar film ini menyentuh kalangan terbatas dan bukan film komersil, wajar jika kehadirannya di bioskop kurang terangkat. Mengesampingkan hal tersebut, Ziarah sepatutnya tidak hanya sebatas lewat. Ia mempunyai kekuatan yang tidak kita lihat di film Indonesia lain.

Menceritakan seorang Nenek bernama Mbah Sri yang belakangan mengetahui perihal sejarah suaminya -Pawiro Sahid - yang ikut berjuang pada Agresi Militer Belanda II. Mbah Sri menyangka salah satu makam di Taman Makam Pahlawan itu tempat suaminya bersemayam. Hingga seseorang mengisahkan kepadanya sebuah cerita. Makam yang biasanya ia kunjungi bertulis "Tak Dikenal" itu bukan suaminya. Pawiro Sahid dikubur di tempat lain yang tak ia ketahui.


Sementara itu, Prapto (Cucu Mbah Sri) disibukkan dengan meyakinkan calon istrinya tentang kesiapannya berumah tangga. Tanpa ia ketahui, Mbah Sri meninggalkan rumah tanpa pesan apa-apa. Mencari jawaban atas cerita akan suaminya. Prapto disibukkan dengan hal lain. Mencari neneknya sekaligus tanpa sengaja menyibak sejarah Pawiro Sahid.


Mbah Sri dan kegigihannya adalah gambaran kesetiaan. Setidaknya ada dua alasan mengapa beliau begitu nekat berjalan seorang diri mencari keberadaan suaminya. Pertama adalah ia ingin merasa kebanggaan dalam dirinya sebagai istri seorang tentara dan pejuang. Jika ia mengetahui makam suaminya, setidaknya itu sebuah kehormatan untuk dikisahkan kepada anak cucunya bahwa kakek mereka adalah seorang pahlawan. Kedua, bukti cinta dan kesetiaan,  kelak ia ingin dimakamkan di samping Pawiro Sahid, suaminya.


Namun perjalanan pencarian makam itu menemukan berbagai cerita. Mbah Sri tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya. Beberapa orang yang ditanyai menuturkan sejarah yang berbeda. Mbah Sri tidak mengerti mana yang benar, mana yang salah. Sebab di setiap langkah ringkih yang ditapak, bukan kebenaran tentang masa lalu yang ia inginkan. Beliau hanya ingin mengetahui di mana jasad suaminya dikebumikan.


Ziarah berjalan seperti langkah gontai Mbah Sri. Gemetar dan perlahan.Sesekali ada iringan musik yang menyayat. Bersamaan dengan fakta-fakta baru yang diperoleh Mbah Sri. Ziarah menuntut kita untuk senantiasa mengawal Mbah Sri menemukan kuburan suaminya. Beberapa potongan kadang memang acak dan membingungkan. Mungkin itu sebuah lubang atau sutradara ingin kita bergerak di belakang Mbah Sri menyusuri jalan, kadang ada batu, kadang ilalang yang tinggi, entahlah.  


Ziarah juga menyentil berbagai aspek kehidupan. Lewat percakapan tokoh-tokohnya, perkara kehidupan sosial, masalah pribadi, pengorbanan sampai kematian. Melalui simbol yang nyata dan agak buram. Kalimat yang diucapkan Prapto misalnya, menyentil kehidupan manusia yang dipenuhi kebisingan dan suara orang lain, hingga tak mampu mendengar suara kita sendiri. 


Batas antara fiksi dan kenyataan memang tampak kabur dalam Ziarah. Acapkali kita seakan ditampilkan sebuah adegan dalam film dokumenter. Bagian ketika saksi-saksi membeberkan yang mereka ketahui tentang Pak Pawiro, itu seperti jalinan cerita nyata yang menarik. Tentu saja, hal ini disebabkan oleh penampilan jajaran castnya yang amat natural. Meski tanpa ada nama-nama besar di dalamnya. Mbah Sri yang berusia hampir satu abad menyuguhkan penampilan yang sangat jujur.  Ziarah sungguh lebih alami dari banyak film Indonesia yang pernah saya saksikan.


BW Purba Negara menampilkan Ziarah memang tanpa pengaharapan yang tinggi. Walaupun ini adalah film panjang pertamanya, ia sudah memberikan kesan yang berbeda. Ziarah berhasil membawa penonton kepada pencarian dan hentakan. Plotnya yang mengejutkan di bagian akhir menyempurnakan kehampaan yang sedari awal sudah dibangun. Mbah Sri adalah contoh kesetiaan dan cinta. Bahkan pada akhir pencarian yang memunculkan harapan, kegetiran tetap saja hadir. Melihat kenyataan yang ada, apakah kebanggan dan keinginan dikubur di samping suaminya masih tetap ada? Mbah Sri, setidaknya bunga-bunga yang ia taburkan itu adalah jawabannya. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NAFSU YANG MEMAKAN

ULASAN FILM - IMPERFECT